College / Perkuliahan

Kuliah dan semua yang ada di dalamnya

Semester Baru, Tanggung Jawab Baru

Ini post CIYUS. Enelan.

yap, semester 6 seminggu lagi dimulai. tidak seperti layaknya normalnya, liburan saya lalui di bandung sejak tanggal 3 januari. Mengapa? Semua karena tanggung jawab.

Pertama, saya sudah dipilih masuk tim voli himpunan mahasiswa saya. Dan pertandingan sudah terjadwal bahwa tanggal 4 kami akan menghadapi lawan pertama, sehingga diperlukan latihan yang lebih sebelum pertandingan tersebut. Walaupun kami kalah satu pertandingan kualifikasi grup, dan harus rela menjadi juara 2 grup. mudah-mudahan yang mengalahkan kami adalah juaranya, jadi masih ada alasan gitu, “kalah dari juara”. “Tanggung jawab” disini adalah “memberikan yang terbaik, karena sudah dipercaya oleh orang lain untuk membawa nama mereka”. gak boleh main-main, dan harus totalitas. Itulah tanggung jawab dari alasan ini.

Alasan kedua adalah karena saya sedang menjadi ketua sebuah organisasi, dan sedang ada proker yang tergolong besar dan penting dilaksanakan mulai tanggal 10-20 Januari. Kaderisasi, atau sebutan umumnya ospek. Sebenarnya ini adalah penurunan nilai dari angkatan yang sudah masuk organisasi tersebut ke orang2 yang ingin masuk organisasi itu. Di ujungnya, akan ada pelantikan, yang rencananya akan dilaksanakan di Gunung. Sebagai ketua, saya merasakan beratnya arti kata tanggung jawab itu. Kembali ke bandung tanggal 3 sekalian untuk mengecek persiapan panitia, dan jika mereka perlu tanda-tangan atau bantuan lain, saya sudah ada di bandung. Makin mendekati hari H, semakin banyak pikiran. Saya mengecek kesiapan panitia dengan mengadakan sosialisasi ke anggota lain, ikut melihat proses pembuatan teklap harian, ikut ataupun sekedar mengontrol eksekusi kegiatan, memberikan eval kepada panitia di setiap akhir pertemuan harian. Sebagai ketua, tanggung jawab “menjaga nama baik” organisasi sangat penting, oleh karena itu, sikap, dan kata-kata harus selalu saya perhatikan walaupun celetukan2 Out of Topic juga tetep keluar. Ya, masa kita serius terus, kan harus humoris juga. 

Kenapa saya mau capek-capek datang? Karena saya merasa punya tanggung jawab yang besar disini. Tanggung jawab kepada massa organisasi, tanggung jawab kepada orang tua anak-anak baru, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Sekarang tanggal 14, dan rencana pelantikan naik gunung adalah tanggal 19-20. Dari sekrang juga saya sudah merasakan cemas.

ini anak orang yang saya harus bawa. belasan anak orang. bahkan panitia juga masih di bawah tanggung jawab saya. berarti ada puluhan nyawa yang harus saya pertanggungjawabkan selama 2 hari. tapi selain nyawa, bahkan luka sedikitpun harus saya pertanggungjawabkan. oh Tuhan, baru kali ini saya merasakan tanggung jawab sebesar ini. Tolong bantu saya.

Dulu, tahun lalu, saya menjadi koordinator lapangan pelantikan, tapi tidak ada yang mengajari saya. Setelah semua selsai baru saya sadar betapa cerobohnya, betapa sedikitnya kesiapan saya saat eksekusi. Bahkan sya tidak tau apa yang harus dilakukan kalau hujan datang, gimana kalau sampai ada yng kenapa2. Dulu sempat ada kelompok yang tersesat, untung masih sempat saya kejar dan ketemu. Oleh karena itu, sekarang saya akan selalu ada untuk tempat bertanya panitia pelantikan. Saya akan menguji kesiapan mereka dulu, sampai ke worst case, sampai ke sudut-sudut yang masih dapat saya pikirkan, sebelum hari H.

Dan untuk semester yang baru ini, tanggung jawab kepada orang tua berlanjut. Perjalanan menuju S1 masih tersisa 50 sks lagi. dan semester ini saya ambil 21. Tanggung jawab karena orang tua sudah mencari nafkah untuk menyekolahkan kita, tanggung jawab bahwa kita tidak akan menyalahgunakan kesempatan bersekolah di sekolah tinggi, tanggung jawab berupa nilai yang merupakan hasil perjuangan selama satu semester, tanggung jawab akan janji yang disebutkan sendiri pada diri sendiri.

Semester 6. Semester tersusah.

And its over

Tidak terasa sudah satu semester lagi saya lalui di tempat perkuliahan yang – kata orang bergengsi – ini. Semester 5 sudah selesai. Sekarang saya akan memasuki masa liburan menuju semester 6, dan setelah itu merasakan kerja praktek, lalu masuk ke tahun keempat. Waktu tidak berjalan, ia berlari.

Semester ini dipenuhi banyak kejadian yang mungkin menentukan saya menjadi seseorang yang bagaimana di masa depan nanti. Dari segi pelajaran, kalau dibilang lebih rajin, tidak juga, tapi di semester ini memang dituntut untuk membaca beberapa buku secara mandiri, dan diajarkan merangkum beberapa bab dari buku dan membuat program sendiri. Tidak seperti 2 tahun sebelumnya, semester ini saya lebih banyak belajar tentang jurusan saya, Teknik Tenaga Listrik. Hal itu membuka pikiran saya tentang apa yang saya mau lakukan dan mau jadi apa saya di masa depan. Yang paling dekat, saya menentukan bahwa tidak akan mengambil S2 di bidang teknik lagi, saya ingin mengambil manajemen entah apapun itu dan dimanapun itu, tapi saya berharap luar negeri. Hal lainnya dari segi akademik yang berbeda adalah dosen yang semakin suka-suka. Ya, kebanyakan dosen jurusan ini tidak benar-benar dosen. Dosen adalah pekerjaan kedua mereka, pekerjaan pertama adalah seorang ayah atau kerja proyekan. Banyak yang lebih mementingkan keluarga, dan proyeknya.

Dari segi nilai, sangat besar kemungkinan turun, tapi mudah-mudahan tidak terlalu banyak, dan masih diatas nilai harapan saya. Mata kuliah yang nilainya tidak tahu turun dari mana sangat banyak semester ini, itu membuat saya menyerahkan semuanya pada yang di atas. Cukup mengerjakan semua ujian sebaik mungkin (walaupun kadang pasrah), dan menunggu nilai keluar. oiya, perlu anda tahu, saya tetap ikut KKR walaupun ujian, rasanya memang seperti menantang Tuhan, tapi saya tahu pasti dia akan memberi jalan terbaik bagi saya. Ingat Matius 6:33.

Semester ini juga saya menjadi seseorang yang memimpin organisasi. Saya akui saya cukup “berani” mengambil keputusan ini, tapi ini adalah pilihan massa, sehingga saya merasa harus bertanggung jawab menjalankan amanah ini. Sampai sekarang saya rasa kinerja saya biasa saja, belum ada gebrakan-gebrakan yang wah. Banyak sekali tantangan yang datang, walaupun seharusnya saya tahu hal ini pasti datang. Tapi selama ini saya masih mempunyai teman-teman yang berjuang bersama saya, menemani saya memilih keputusan-keputusan di banyak kondisi. Untuk hal menejemen dan pembagian waktu sangat banyak ilmu saya yang bertambah. Tapi di liburan ini, saya ingin fokus kembali mengonsep dari awal, karena semenjak beberapa minggu ini, fokus saya terbagi antara ujian dan organisasi, sehingga kurang maksimal. Akan ada acara besar tahun depan, dan saya penanggungjawabnya. Bagaimana rasanya? Bingung. Sangat banyak yang harus diperhatikan, tetapi sangat banyak hal lain yang menuntut diperhatikan. Inilah susahnya organisasi yang kumpul cuma 2-3 hari seminggu, dan bahkan beberapa minggu sekali bertemu dengan sebagian orangnya. Mudah-mudahan liburan ini, Tuhan membantu menunjukkan ide-ide, cara-cara, agar semuanya berjalan baik, semua demi kemuliaan nama-Nya, karena sekarang saya punya kesempatan untuk sekalian membagikan kepercayaan saya pada mereka.

Semester ini tidak lengkap kalau tidak menceritakan keajaiban Tuhan di 5 minggu terakhir. Post berjudul “god will make a way” sebenarnya adalah rangkuman dari 2 dari 5 minggu tersebut. Selebihnya, saya merasakan berkat Tuhan hari ke hari, dimana saat ujian, kepala saya selalu pusing, tapi tidak sampai jatuh sakit. Saya teringat kejadian 2 tahun lalu dimana saya sakit demam berdarah saat minggu ujian seperti ini, sangat melelahkan dan harus datang mengikuti ujian susulan saat liburan. Puji Tuhan kali ini tidak. Dan saya berterima kasih karena Tuhan menunjukkan hal yang saya nanti-nantikan dari semester 4. Memang benar berdoa tanpa bertindak tidak akan menghasilkan apa-apa. Detail tidak dapat diceritakan, karena seseorang bernama Billy berhasil menemukan blog ini dan menyebarkannya. Sudahlah, belum pasti juga, tidak boleh terlalu berharap, tapi jangan sampai jatuh ke tangan orang lain juga. Oke sebelum tertulis yang tidak diinginkan mari kita ganti topik.

Semakin meninggalkan masa remaja. Saya sudah jarang bermain game komputer, walaupun dulu juga jarang, tapi semester ini jauh lebih jarang. Untuk hal menonton tv saya masih suka nonton bola, selalu, dan saya rasa ini hanya bisa berkurang sampai “hanya menonton MU bertanding”. Untuk acara TV lainnya, lebih sering menonton Discovery Channel dan National Geographic, karena kadang lumayan menambah ilmu di bidang engineering. Selebihnya, tidak pernah nonton film di tv, tidak nonton bioskop (wah baru sadar sudah sampai umur satu semester tidak berbioskop), tapi masih mengikuti beberapa tv series lewat download ilegal. Sebenarnya lebih ke hiburan, karena lebih banyak genre komedi, contohnya How I Met Your Mother yang memasuki season terakhir, Walking Dead yang selalu jadi perbincangan teman, Family Guy dan Big Bang Theory yang menjadi hiburan pribadi, Arrows yang bercerita tentang pahlawan memakai senjata panah, Alphas yang sudah kelewatan jauh belum ditonton lagi, Everybody loves Raymond komedi keluarga yang sangat pintar dan klasik. Tidak lupa sebuah drama korea My Girlfriend is A Gumiho, hasil MLM film Juan Josua. Beberapa judul lain seperti Mythbusters, Sword Art Online yang hanya nonton beberapa. Yap, sepertinya itu saja, ternyata banyak juga. Harus dikurangi. Tapi. Sudahlah.

Dalam hal olahraga, perut semakin berat, karena jarang bersepeda, apalagi musim hujan ini. Rencana lari Saraga sudah lebih sering, tapi masih jarang. Berenang, sudah mulai, tapi baru 2 kali selama satu semester ini. Push-up harian, yap, tidak berjalan sama sekali. Mungkin yang bertambah frekuensinya adalah futsal. Itu yang menghambat bertumbuhnya perut ke depan, walaupun tidak seefektif lari dan berenang. Liburan, fix ditingkatkan. Semester depan juga. Janji pria.

Sekarang tanggal 21, yang katanya adalah kiamat orang Maya. Kiamatnya juga “maya” sepertinya. Baguslah, harusnya banyak orang yang sadar dan mencari kebenaran yang benar-benar benar sejak hari ini.

Lebih baik kita futsal hari ini. Dan sorenya ke gramedia, lalu kita pergi KKR lagi. Hasta la Vista!

1 down, 1 flew, 5 to go

Jadi, sebenarnya seberapa pentingkah UAS atau ujian akhir semester bagi mahasiswa? Sangat penting bukan? Seperti peluru terakhir untuk menumbangkan musuh-musuh selama satu semester terakhir. Musuh tersebut tak lain adalah mata kuliah, dalam hal saya, ada 6 musuh.

Pertempuran yang berlangsung yang katanya 6 bulan, padahal cuma 3 bulan efektif, menemui 2 minggu terakhirnya. 4 musuh pada minggu pertama, dan 2 pada minggu terakhir.
Setelah menyusun strategi sehari-semalaman (sistem kebut sehari semalam), pada hari selasa, saya berhasil menumbangkan markas musuh pertama yg bernama Fort de Annoem, yg dipimpin oleh Jendral Gib, son of Sianipar. Pertempuran berjalan alot, walaupun tidak semua soal dapat diselesaikan, namun cukup untuk membuat lokasi tersebut netral kembali, sang jenderal hanya terluka, namun dia pasti kembali lagi di semester berikutnya.

Sepulangnya dari Fort de Annoem, kembali menyusun strategi. Musuh hari rabu dipisah menjadi 2, open fire dan close fire. Tentu kita lebih fokus ke close fire, karena hafalan. Saya sempatkan untuk bersemedi ke gunung pada malamnya, untuk mencari petunjuk dari dewa. Paginya, tim kembali mengulangi strategi yg direncanakan, dan siap bergerak ke High Voltage Side. Ternyata, setelah sampai disana, kosong. Djoko van Damme sudah kabur. Ke Bali. Jadi, tim pun kembali ke markas besar tanpa hasil. Esok, rencananya kami menyerang ke Machino Electrico, yang dikuasai oleh guru besar saya sendiri, Agoo Spurwadi. Dan dari sana, bebrapa dari kami lanjut memasuki Colloseum di Manpro, untuk merekrut 3 blacksmith yg dapat membuat pedang kelas A atau minimal B.

Jadi, sampai hari ini, satu pasukan musuh sudah teratasi, 1 pasukan kabur, dan sedang dicari hari penggantinya, dan esok, 2 misi sudah menunggu.

He will make a way (part 1)

Dari hari jumat tanggal 30 November – 2 Desember, saya pergi bersama Ikatan Mahasiswa Advent Bandung (IMAB) ke Jogja. Tujuan dari perjalanan ini adalah pelayanan di gereja Timoho disana. Banyak yang ingin saya ceritakan, maka mari kita mulai saja.

Pertama, dari rencana pergi ke Jogja. Sebenarnya saya jarang datang ke pertemuan IMAB, namun ada seseorang bernama Kak Adhe (cie disebut loh kak) yang gatau memang hobinya ngajakin orang atau gimana, tiba-tiba saya melalui chat fb diajak ikut. Sebenarnya, banyak pergumulan saya pada saat itu, tapi karena tidak enak sama Kak Adhe, maka saya langsung bilang iya saja. Pada tanggal yang disebutkan untuk pergi sebenarnya saya ada beberapa kegiatan berdosa yang harus dilakukan. Kenapa berdosa? karena kebanyakan kegiatan itu harus dilakukan hari Sabat, padahal kalau dilihat-lihat lagi, sebenarnya semua kegiatan itu tidak cukup untuk menghalangi niat pelayanan, tapi karena iman saya yang sedang rendah saat itu, saya terlalu ingin melihat ke belakang seperti istri lot. Sampai h-3 saya bertanya pada orang tua saya, dan mereka bilang, kalau memang capek (kebetulan seminggu setelah itu adalah minggu Ujian Akhir Semester), ga usah ikut aja, bilang banyak tugas. Wah, benar juga. Tapi entah kenapa, karena saat itu hujan turun deras, saya jadi punya waktu duduk dan berpikir sebelum pulang ke kosan. Dan saya memutuskan untuk tetap ikut dan ditandai dengan mengganti jalur saya dari menuju kosan, menjadi menuju gereja Setiabudi untuk latihan nyanyi. Sampai di depan gereja setiabudi pun, saya masih bergumul. Kalau sekarang saya ingat-ingat hal itu, wah, benar-benar setan berusaha keras. Saya memutari gereja Setiabudi tanpa parkir 2x. Setelah memutuskan untuk berenti dan parkir, bahkan untuk keluar dari mobil dan menunjukkan diri, ternyata perlu pergumulan. Namun, pada akhirnya saya kembali lagi kepada Kak Adhe (wah benar-benar hebat ini kakak) dan teringat janji saya, dan saya masuk ke gereja latihan nyanyi.

Pada hari H, saya menelepon orang tua saya dan berkata bahwa saya jadi ingin ikut saja, karena ini adalah pelayanan, saya pervaya Tuhan pasti tidak akan melupakan saya. Orang tua saya terkejut dan senang dengan pilihan yang saya pilih, dan mereka berdoa dan berpesan agar saya tetap menjaga kesehatan, tidur yang cukup. Wah rasanya senang. Saya selesai packing jam 4 sore, karena entah kenapa baju gereja yang dilaundry seperti memperlambat saya karena baru selesai disetrika jam setengah 4, padahal harus ada di geereja setiabudi untuk berangkat jam 5. Lalu saya langsung pergi naik angkot, dan macet. Saya ditelepon Kak Adhe, dan untungnya sudah dekat, sehingga tidak ditinggalkan mereka. Di gereja sudah menunggu orang-orang yang belum saya kenal, kecuali Kak Adhe, Kak Gerry. Lalu setan mencoba lagi, “tuh kan gaada yang dikenal, nanti gmana mau enak disana”. Tapi sekarang tekad saya bulat, sehingga sekali itu saja perkataan setan yang muncul, dan segera hilang. Kita semua ( saya, kak adhe, kak gerry, kak elin, kak mawie, ina, samuel, kak etha ) naik angkot dari setiabudi ke arah stasiun hall. Sebenarnya billy, arthur, tina berangkat juga dari sini, tapi mereka terjebak hujan, dan untunglah mereka tetap bisa sampai di stasiun kiara condong dengan tepat wktu. Jika saya di tempat mereka, mungkin setan akan pol-pol an menghasut saya.

Setelah naik ke kereta dr stasiun hall, wah, rasanya tidak enak. Disana, banyak orang berdiri, keringat, dan hal lain yang dengan anehnya anda temui di kereta. Untung perjalanan hanya 10 menit, dan turunlah di stasiun kiara condong. Disana kami menunggu teman-teman yang lain, dan setelah jam 8, lengkap lah kami 15 orang. Dengan belum mengenal setiap orang sama sekali, saya pun diam-diam saja, cuma mencoba ikut masuk ke pembahasan yang saya bisa masuki. Di dalam kereta kahirupan ini, untungnya kami dapat tempat duduk semua, dan memungkinkan untuk pindah-pindah. Saya yang belum kenal mereka, duduk sendiri saja, dan mendengarkan lagu. Ada seseorang alumni yang selalu bergerak kesana kemari, dengan arti yang positif tentunya, dia membuat saya membaur dengan yang lain. Orang-orang seperti ini yang saya harus ucapkan terima kasih, mereka sangat berkontribusi dalam sebuah grup dengan orang-orang yang belum saling kenal (terima kasih kak edmond).

Perjalanan yang sepanjang 9 jam pun dilalui dengan mata terbuka, tertutup, dan lebih baik dilewati saja.  Sampai di jogja, kami turun dan dengan badan pegal, terpaksa olahraga jalan kaki ke gereja. Panasnya bukan main, padahal ini jam 6 pagi. Saya kebagian bacaan persembahan, yang entah strategi atau tidak, langsung ditunjuk oleh IMAB. Tapi apapun alasannya, itu berhasil membuat saya bersemangat melayani. Kami mendapat tempat menginap yang sudah dipesan terlebih dahulu oleh alumni IMAB yang datang dengan pesawat pada hari jumat, yang namanya adalah Kak Billy. Dia juga alumni ITB, pertambangan, membuat saya merasa bahagia telah ikut perjalanan ini, dan bertemu alumni ITB yang tetap aktif di gereja. Saya ingin sekali tetap seperti dia, saya tidak ingin mengecewakan orang-orang lain terutama Tuhan.

Di penginapan itu, kami menyewa 3 kamar, dengan 16 orang total yang akan tidur disana, padahal maksimal per kamarnya 3-4 orang saja. Kami makan pagi dengan menu yang lumayan enak, tapi harga yang murah. Ini sangat membingungkan kami, bagaimana bisa semua hal di Jogja ini sangat murah harganya. Kota pelajar, memang menjalankan tugasnya dengan baik, paling tidak dari segi harga. Setelah semua selesai mandi, makan, berpakaian gereja, kami pergi ke gereja. sebenarnya ada sesuatu yang membuat saya bahagia saat disini, tapi lebih baik tidak ditulis.

TP All Night Long

Minggu ini adalah minggu UTS. Setelah pada hari jumatnya bertaruh 40% nilai MME, dan pada Selasa EMC (sangat menguras tenaga mempelajari soal yang tidak keluar), ternyata datanglah sebuah kabar. Tugas pendahuluan Ke2 Praktikum MME akan keluar hari selasa, dengan jadwal hari Rabu adalah UTS TTT, yang kabarnya tutup buku. Bukan hanya itu, hearing calon ketua himpunan yang adalah angkatan saya sendiri juga berlangsung malam rabu itu. Seakan belum penuh, hearing ketua kaderisasi Pasopati, dimana adalah unit saya, juga dilaksanakan malam yang sama. Sungguh dilema.

Tugas pendahuluan ternyata lebih banyak dari yang pertama. total 53 soal, belum ditambah tugas tambahan, dengan bahan yang belum pernah disentuh sama sekali. Dan diberikanlah pilihan, 53+10 tugas tambahan dikumpul pada hari Rabu jam 4 atau 53+21 tugas tambahan dikumpul hari Kamis jam 9 pagi. Dan dengan serentak semua memilih Kamis jam 9 pagi. Sebuah pilihan yang benar.

Karena sudah terbebas dari mengerjakan TP malam itu, dan dengan keluarnya kabar bahwa ujian TTT tidak jadi closed book, semua senang. Banyak yang datang hearing, dan saya bisa fokus ke hearing unit dulu. Dan malam itu, tidurlah saya jam 12, karena harus bangun jam 6 untuk ujian TTT jam 7.

Dengan asumsi tidak akan tidur malamnya, saya tidur siang setelah ujian TTT. Dan jam 4 dimulailah perkumpulan para pengerja TP. Saya dan kira-kira blasan orang lainnya memilih sebuah rumah teman kami yang ada di Bandung. Jam 5 mulai membaca, jam 7 baru memulai mengerjakan dan itupun tersendak-sendak. Terlalu banyak.

Dengan pembagian tugas seperti TP pertama, akhirnya soal demi soal dapat selesai, dan pada jam 12 akhirnya selesai juga TP modul 3. Tinggal modul 4, tinggal 34 soal lagi. Dengan bermodalkan kopi sang empunya rumah, dan nasi goreng delivery, kami semua lanjut tidak tidur dan sekalian menonton liga Champion Real Madrid vs Dortmund (Madrid kalah, yeahahahaha).

Dannnn tiba-tiba alarm pun berbunyi, ternyata sudah pagi. Jam 5.40 akhirnya sudah resmi saya menyelesaikan soal ke 74, dengan kosong 5 nomer, sungguh sebuah kelegaan. Pulang ke kosan, sarapan, mandi, dan langsung berangkat lagi karena takut tergoda nyamannya tempat tidur. Sesampainya di kampus, sudah berkumpul anak Power lainnya, dan langsung terjadi transaksi dan hasilnya 5 soal tadi pun terisi. Betapa leganya.

Belum selesai, ternyata saya dan kelompok praktikum lupa bahwa hari itu jam 9 ada praktikum TTT modul terakhir. Apa mau dikata, belum pernah menyentuh modul, belum membuat log book, langsung saya telpon teman sekelompok dan mereka dengan kaget segera meluncur ke kampus (untung belum pada bablas tidur). Untungnya asisten telat 1 jam, sehingga ada waktu membuat logbook, baca modul sedikit, dan tertidur di atas logbook (hahaha). Dibangunkan oleh pegawai PLN, dan dengan datangnya asisten kami berempat memulai praktikum TTT terakhir kami. Seperti seharusnya, praktikum TTT sangat lancar.

Belum selesai, ada UTS Manajemen Proyek. Sampai kapan harus ditahan kantuk ini saya tidak tahu. Dengan berlalunya UTS Manpro tanpa belajar, dan tanpa persiapan yang berarti, saya pasrah melihat jawaban dangkal yang saya tulis. Maafkan kami pak, tubuh ini tidak dapat berpikir secara normal lagi.

Lalu, tibalah di kosan, mandi, pakai baju lagi, mematikan lampu, pilih posisi nyaman, dan dengan satu pejaman mata, tertidurlah saya, tanpa beban, tanpa alarm (karena besoknya libur). Sungguh tenang.

Kagum. Ternyata semuanya dapat terlewati. Semua tugas memang dapat diselesaikan, tergantung kemauan, kebersamaan, strategi, dan sedikit keberuntungan tentunya.

TTT vs MME

Praktikum MME memang sangat memakan waktu, apalagi ketika praktikum Teknik Tegangan Tinggi yang bermarkas di PLN dimulai. Konon katanya kedua praktikum ini tidak akan bertabrakan, dan memang setelah melalui 2 modul TTT, semuanya bebas hambatan.

Praktikum TTT berbeda dari praktikum MME yang memakan waktu minimal 2 hari dan normal 3 hari. Kalau praktikum TTT, pasti selesai 1 hari, bahkan 3 jam maksimal. Terlihatkah bedanya? Kalau belum, mari saya perjelas. Laporan MME rata-rata 6-7 halaman, sedangkan laporan TTT hanya 3 halaman maksimal.

Walaupun demikian, praktikum ini tetap tidak boleh dianggap enteng, karena pelajarannya sangat menarik! Apakah anda pernah merangkai konduktor seberat 1 kg per bagiannya? Ya, karena tegangan yang dipakai termasuk tinggi, maka isolasi dari komponen komponen rangkaian di Lab ini sangat diperhatikan. Bahkan, sebelum menjalankan alat, rangkaian yang akan dicoba harus dikerangkeng dahulu, dan lampu indikator percobaan menyala. Tenang, bagi kalian yang merasa takut, sebenarnya ini tidak berbahaya, karena SOP pengamanan di laboratorium sudah jelas dan terpampang di sekitar lab. Dan para asisten (lebih dari satu) pasti akan menjelaskan dengan baik, karena gaji mereka dipertaruhkan disini. Bagi kalian yang merasa bergairah/tertantang/challange accepted mendengar hal ini, tunggu saja tanggal mainnya.

Beberapa Hal yang Saya Dapat Setelah Melalui Tes Awal Modul 1 MME!

fiuh, akhirnya terbebas dari pertanyaan konsep (apa iya?). 140 halaman (hitung kotor) dan kurang lebih 90 halaman bersih yang terdiri dari 2 bab dan 17 subbab akhirnya terlewati. Setelah melewati 11 jam (4 jam hari pertama, 3 jam pagi hari kedua dan 4 jam sore hari kedua) tes awal dimana para mahasiswa menjelaskan halaman per halaman yang ada di buku dan sang asisten bertanya selayaknya orang yang menguji kemampuan anda. Modul Transformer ini pun dapat diambil datanya BESOK.

Beberapa hal yang saya dapat setelah melalui tes awal ini adalah

  1. Membalik halaman itu berat, anda harus benar-benar mengerti apa saja yang tertulis pada halaman tersebut, terutama tulisan yang memang ditebalkan atau dimiringkan.
  2. Grafik harus dimengerti arti tiap garis, arti fisis, dan juga hal-hal lain yang bisa didapat dari grafik tersebut.
  3. Pertanyaan yang datang dari angkatan yang lebih atas ketika sidak (inspeksi mendadak) memang lebih menyebalkan, tetapi sebenarnya mereka ingin mengarahkan pikiran kita menjadi kritis. Contoh pertanyaan : a. apakah sebenarnya fluks itu? apakah fluks hanya besaran perhitungan? b. kenapa dimodelkan paralel? c. isolasi dan insulasi itu apa? dan masih banyak hal yang tidak ada di buku tetapi sebenarnya menarik.
  4. Makan dan minum (kalau minum sebenarnya boleh sambil tes awal) terlebih dahulu. Kekuatan anda benar-benar terkuras. Trust me.
  5. Gunakan waktu timeout untuk rileks dan merefresh ingatan anda. Sebaiknya beri target awal sampai dimana kelompok anda tidak akan timeout, dan batas dimana sebaiknya kalian timeout dahulu daripada menghabiskan waktu berdiskusi tanpa arah. Pada saat timeout, jangan buru-buru, cermati lagi halaman yang walaupun anda sudah lewati namun ragu-ragu, dan pelajari bahan selanjutnya agar anda tahu kemana arah pertanyaan berikutnya, karena setelah timeout asisten menganggap anda harus lebih mengerti.

Saya rasa poin-poin diatas cukup berguna untuk diperhatikan. Sepanjang perjalanan prkatikum ini, saya akan terus memperkaya pengetahuan anda!

Kritis adalah sifat dasar engineer

Pendahuluan yang Seru

Tugas pendahuluan akhirnya diberikan. Bentuknya bahkan tidak dijilid, hanya fotokopian yang di jegrek (bahasa apa ini). Dan ternyata di dalamnya terdapat 55 soal (untuk 2 modul)!! what?? tapi untungnya dengan memasuki kelas responsi, para mahasiswa yang datang boleh hanya mengerjakan 46 soal. Wow, berkurang (hanya) 9!

Dengan kebaikan kak kordas, kami diberikan waktu 27 jam untuk menyelesaikannya. Wah baik sekali, tahun lalu saja cuma 24 jam! Ya, ini memang osjur berkedok praktikum.

Dengan inovasi baru dari angkatan saya, kami berhasil menemukan cara untuk menyelesaikannya(tentu saja rahasia). Cara tersebut ternyata sangat seru, tetapi masih kurang efektif. Dan jam 3 hari berikutnya, saya berhasil bertahan dan menyelesaikan tugas pendahuluan ini. Total jam mengerjakannya (walaupun tidak semuanya dikerjakan sendiri) bagi saya adalah 10 jam. 10 sks, enough said. Banyak teman saya yang tidak tidur, yang cabut kelas pagi, bahkan yang depresi (ini bohong).

Dan pengumpulannya pun harus bareng-bareng satu angkatan. Apa maksudnya saya juga tidak paham. Yang pasti itulah salah satu aturan yang diterapkan pada praktikum MME ini. Masih banyak peraturan lainnya yang berbeda dengan peraturan praktikum yang sudah pernah saya lalui.

Tapi ini semua belum selesai, saya akan tes lisan hari jumat depan, beruntunglah masih ada 5 hari untuk belajar (yakin?). Semangat bagi kalian yang nim awal akan langsung bertemu trafo hari senin dan lebih semangat lagi bagi kalian yang belajarnya trafo malah ketemu mesin DC pada hari senin!

Wah, keinginan menulis saya sebenarnya masih banyak, tapi apa daya tubuh ini meminta istirahat. Jadi, selamat malam! sampai jumpa di post berikutnya

Mengeluh tidak akan menyelesaikan soal di depanmu.

24 Jam Sebelum Menerima TP Praktikum MME

Yes! Senangnya akhirnya sebentar lagi akan merasakan praktikum yang melegenda di perPOWERan ITB. Sekarang tanggal 19, dan tanggal 24 resmi lah dimulai praktikum tersebut. Tapi, jangan salah, tanggal 20 ada yang namanya Tugas Pendahuluan, yang dikumpul tanggal 21.

Wah, sehari. Wah belum tau ya soalnya ada berapa? Kata angkatan atas, soal untuk modul 1 berjumlah setengah angkatan. Angkatan mereka jumlahnya 40, sehingga total soal yang harus dikerjakan (selama maksimal satu hari) adalah 20 soal. Masih abu-abu apakah jumlah soal untuk kami (yang jumlah angkatannya 70) akan tetap 20 atau malah 35. Dan bukan soal pilihan ganda apalagi soal mencongak, soal yang diberikan konon katanya berat jenisnya 1jam/soal. Nah loh, berarti 20 jam dong! Ya begitulah.

Tapi ada yang namanya teman. That’s what friends are for. Rencananya 1 soal akan dikerjakan ber kelompok, dan nanti hasilnya akan digabung. Efektif dan efisien bukan? Ingat, Tugas Pendahuluan bukan hanya untuk dikerjakan, tapi untuk dimengerti. Jadi, setelah disalin, harus dimengerti.

Cerita ini akan terus berlanjut, keep your eyes on ‘MME’ tag, and prepare to be amazed!

Membuat Majalah

Hello, there. I am so amped right now. And so excited. I just got a group task to make a magazine. This task is given as a final project from a magazine division in my campus community. The community’s member are students who take an electrical engineering major here. In my language, it is called HME (Himpunan Mahasiswa Elektroteknik) or by rough-translation it will be Electrical Engineering Student Community. And the division is called Elektron. This division’s purpose is to spread the electrical engineering related news to others. And they focus to use print media as magazine.

I am one of twenty people that past the previous elimination phase. We are called Cakru (calon kru) or Crew Candidates in English. We must finish this project by 27 Sept, or 3 weeks at most. Each group consist of 5 people. Myself, Gigan, Doti, Donny and Nydia as the only girl.

There are some specification that we must note to. The magazine must have these 10 points:

  1. National Geographic-like Tourism photo
  2. Culinary
  3. Public Figure Corner
  4. Lecturer Corner
  5. Short Story
  6. Article about communication
  7. Indonesian Culture
  8. Lifestyle
  9. Book and Film Review
  10. Music and Games Page

And after 3 weeks, we must collect it in the form of magazine and the soft copy as well. In the middle of our daily activity, that vary for each of us, it is not an easy task. We must take it seriously. And we must try not to be deadline-er. A little progress each day is more effective than postpone and wait for adrenaline rush to take place.

PS: I know the title is in Bahasa and the body is in English, but i dont mind. This is my blog. Hussh.